Rumah Bertalang Air

Tahap Pembuatan Sumur



1. Pilih lokasi yang berjarak 1 m atau lebih dari pondasi rumah dan dekat dengan lokasi talang pembuangan air hujan

2. Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m tetapi tidak melebihi muka air tanah

3. Untuk memperkuat dinding tanah, masukkan buis beton 3 buah dengan panjang masing-masing 50 cm. Jika tidak ada buis beton, dapat digunakan pasangan bata kosongatau pasangan batu kosong

4. Air hujan dari talang langsung dimasukkan ke dalam sumur resapan melalui pipa pralon (pipa pemasukan)

5. Pada sumur resapan diberi pipa pembuang ke selokan / drainase jalan. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut

6. Lubang sumur diisi krakal / koral setebal 15 cm

7. Bagian atas sumur resapan ditutup dengan plat beton (dapat dibeli langsung di toko-toko material penjual besi beton atau dapat dibuat dengan cara mengecor sendiri)

8. Siatas plat beton penutup ini dapat diurug tanah untuk taman atau dipasang pot-pot tanaman.
.

5 comments:

Bambang Permadi

Mas, saya baca di kaskus (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3051918), sekarang sudah ada sistim pembuatan sumur resapan dgn tangki modular yg jauh lbh simple dibandingkan sistim konvensional yg sepertinya ribet banget.
Selain itu, kelihatannya dgn sistim baru itu bisa membuat sumur resapan skala besar, misalnya di taman2 kota. Tentunya akan sangat membantu program pemerintah daerah.
Bagaimana komentar anda?

Blogadmin

Terima kasih mas bambang infonya. Menurut saya, untuk skala jakarta pembuatan sumur rsapan memang kurang efektif, apalagi dibarengi dengan permasalahan banjir dan kualitas air tanah jakarta yang sudah jelek. Mengenai sumur resapan modern yang di singgung di kaskus, saya malah melihat itu bukan sumur resapan, tetapi 'Sumur Penampungan' atau reservoir bawah tanah, karena air terpisah dengan tanah yang sifatnya bukan menahan air dalam tanah, tetapi menyimpan air dalam tangki.

Perbedaan dengan sumur resapan konvensional adalah sumur resapan konvensional lebih dimaksudkan menyimpan air dalam tanah.

Mungkin lebih baik kita mengkombinasikan keduanya untuk mengatasi banjir di jakarta, pemerintah berkonsentrasi di tangki modular, sedangkan masyarakat berperan dengan membuat lubang resapan biopori. Dan satu lagi untuk wilayah lain di indonesia yang bukan langganan banjir, sebaiknya sadar sejak saat ini untuk membuat lubang resapan ini agar tidak mengalami banjir atau kekurangan air kelak di kemudian hari.

Unknown

Setelah membaca mengenai sumur resapan modern sebagaimana mas Bambang utarakan, saya kurang sependapat bahwa sumur resapan modern tsb hanya sekdar sumur penampungan/reservoir bawah tanah. Dari data-data yang diberikan pihak pemasarnya, saya lihat model tangki modular bisa berfungsi ganda, selain untuk sumur resapan (tangki dibungkus geotextile) juga bisa sebagai tangki air (atau reservoir bawah tanah) apabila tangki dibungkus plastik/membrane.

Dari data teknis, saya baca kapasitas per kotak modul sekitar 125 liter, dengan ukuran 44cm x 40cm x71.5cm. Saya pikir sistim ini bisa lebih effektif dan effisien menampung dan meresapkan air dikaitkan dengan debit air hujan yang ditampung oleh atap rumah. Secara pribadi saya belum menghitung berapa volume air hujan yang dihasilkan oleh sebuah rumah dengan luasan atap tertentu. tetapi dengan rumus yang ada, tentunya dapat dihitung dengan mudah. Dan tinggal dikorelasikan sesuai kebutuhan. Katakan diperlukan sumur dengan volume 250 liter, maka kita cukup menyiapkan 2 kotak modular saja. Ini tentunya akan berhubungan dengan effisiensi biaya dibandingkan sistim konvensional.

Bagaimana pendapat mas?

hanjaya

kalo sumur resapannya dibuat setelah air melalui salura air/got bagaimana ??? Hal ini krn salura got depan rumah gak lancar alirannya.
terima kasih

Jefry

ide yang sangat bagus
terima kasih atas ulasan lengkapnya

Sumur Resapan adalah sistem resapan buatan yang berfungsi sebagai penampung air hujan, dapat berupa sumur, parit atau alur taman resapan.

  © Blogger template 'Minimalist G' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP